Sabtu, 03 Oktober 2015

Makalah KEWIRAUSAHAAN dan PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI

KEWIRAUSAHAAN dan PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
 





Disusun Oleh :
Siti Fauziah
Siti Jamilah
Siti Maliha
Siti Sarah
Suci Widya Candra

FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-MASTHURIYAH

KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Kewirausahaan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Kewirausahan dan Pengembangan Kepercayaan Diri.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Sukabumi, September 2015


Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................  i
DAFTAR ISI  ...................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................  1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................  2
C. Tujuan .............................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wirausaha ....................................................................  3
B. Pengertian Kepercayaan Diri .........................................................  3
C. Faktor-Faktor Yang Memperlemah & Memperkuat
     Kepercayaan Diri ...........................................................................  7
D. Kiat-Kiat Unutk Membangun Kepercayaan Diri ........................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... `9
B. Saran Dan Kritik ............................................................................. 10





BAB I
PENDAHULUAN

A.   latar belakang
Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbandng linear dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan.
Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran. Sedangkan pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat kritis khususnya di negara Indonesia termasuk di daerah-daerah di pelosok nusantara. Salah satu solusinya adalah dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan yang memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilannya menjadi usaha mandiri. Selain menjadi solusi bagi dirinya, seringkali usaha mandiri ini mendatangkan berkah bagi orang lain yang direkrut sebagai karyawan ataupun buruh pada usaha yang dirintisnya. Adapun alasan-alasan seseorang  untuk berwirausaha adalah sebagai berikut:
1.     Alasan keuangan, untuk mencari nafkah, kaya, pendapatan tambahan
2.     Alasan sosial, untuk memperoleh gengsi/status untuk dapat dikenal, dihormati
3.     dan bertemu orang banyak
4.     Alasan pelayanan, memberi pekerjaan pada masyarakat
5.     Alasan pemenuhan diri, untuk menjadi mandiri, lebih produktif dan untuk menggunakan
kemampuan pribadi. Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan terobosan dan memilih berwirausaha. Namun demikian pada prakteknya tidaklah mudah memulai suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian seringkali menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai usahanya. Keberanian untuk memulai merupakan modal utama yang harus dimilki seseorang untuk terjun dalam dunia usaha. Namun itu saja tidak cukup, keberanian tanpa disertai perhitungan dan kemampuan berwirausaha seringkali menjerumuskan kita ke dalam situasi kegagalan yang berkepanjangan.
Namun, dalam mengembangkan kewirausaan tersebut seseorang harus mempunyai sikap yang mampu menumbuhkan sikap kepercayaan diri. agar wirausahawan meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain dengan ketegasan, kekuatan, dan kepastian yang memancar dari diri anda. anda lalu berani memandang orang dengan mata yang jujur, dan mengucapkan pendapat anda sejelas-jelasnya, sementara kepercayaan anda kepada diri sendiri akan menimbulkan rasa hormat dan kepercayaan.
B.      Rumusan masalah
1.   Apa pengertian kewirausahaan.?
2.   Apa pengertian kepercayaan diri.?
3.   Apa saja faktor-faktor yan memperlemah dan memperkuat kepercayaan diri.?
4.   Bagiamana cara membangun kepercayaan diri.?
C.      Tujuan
1.   Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan.
2.   Untuk mengetahui pengertian kepercayaan diri.
3.   Untuk mengetahui faktor yan memperlemah dan memperkuat kepercayaan diri.
4.    Untuk mengetahui cara membangun kepercayaan diri.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Wirausaha
Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982). Wirausaha Menurut Dusselman, (1989 : 16), seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola tingkah laku sebagai berikut :
1.   Keinovasian (menciptakan, menemukan dan menerima ide baru)
2.   Keberanian menghadapi resiko dalam menghadapi ketidakpastian dan pengambilan keputusan.
3.   Kemampuan manajerial (perencanaan, pengkoordiniran, pengawasan dan pengevaluasian usaha).
4.   Kepemimpinan (memotivasi, melaksanakan dan mengarahkan terhadap tujuan usaha) Wirausahawan adalah orang–orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan kesuksesan. Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip–prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi karir pribadi. 
B.      Pengembangan kepercayaan Diri Wirausahawan
Pengertian Pengembangan Diri 
Menurut Sedarmayanti (2007), pengembangan adalah setiap usaha memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang atau yang akan datang dengan memberikan informasi mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan. Dengan kata lain pengembangan adalah setiap kegiatan untuk merubah perilaku yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan, dan sikap. Sedngkan kepercayaan diri adalah Kepercayaan diri adalah keyakinan atau kemantapan hati seseorang dalam menghadapi, menjalankan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan
Setiap wirausahawan secara sadar akan selalu mengembangkan dirinya untuk lebih baik. Hal terpenting dalam mengembangkan diri, seseorang harus terlebih dahulu mengenal dirinya sendiri, mengetahui karakternya sendiri, mengetahui kelebihan dan kekurangannya, mengetahui kapasitas pengetahuan dan keterampilan, kemampuan terpendam dan keunikan lain yang ada pada dirinya.  Pengenalan diri sangat penting untuk memahami konsep diri seseorang wirausahawan dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu memperbaiki diri dan belajar agar lebih baik lagi. Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif. Pengenalan diri dimaksudkan agar seorang wirausahawan memiliki kesadaran untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya serta terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang lebih baik. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.
Dengan mengenal dirinya seorang wirausahawan diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai prinsip dan tujuan hidup yang diinginkan. Seseorang wirausahawan yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya sendiri dalam menjalankan peranan bisnis dan kontribusi yang dapat dia berikan baik dari sisi profit orientait dan social orientait kepada para konsumennya dan masyarakat pada umumnya konsep diri lahir dan berkembang melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, disenangi, sakit,atau disakiti membentuk dasar bagi perkembangan konsep diri. Interaksi sosial merupakan faktor yang paling berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang, diawali interaksi dengan orang tua dan keluarga, guru, teman sepermainan, masyarakat sekitar. Konsep diri merupakan produk “pembelajaran“ yang diserap dari lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat. Keberhasilan pembentukan konsep diri seseorang banyak dipengaruhi proses pembelajaran yang diterima semenjak kecil. Penanaman nilai-nilai kehidupan berupa pandangan tentang baik dan buruk atau benar dan salah, cara-cara penyelesaian permasalahan, pendampingan orang tua dalam memperoleh umpan balik dari kejadian-kejadian yang dilihat, dirasakan dan dialaminya akan mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang. Permasalahan-permasalahan yang menimbulkan trauma, kesalahan penanaman nilai dan umpan balik dapat mengganggu perkembangan konsep diri. 
Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah pada konsep diri negatif atau konsep diri positif. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila :
1.   Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
2.   Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap ‘betul’.
3.   Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam dirinya daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.
Sedangkan seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :
1.    Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan kelemahan dirinya
2.   Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa
3.   Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya yang dianggap merugikan.
Dengan demikian ciri konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri sendiri, harapan-harapan yang tidak realistis dan terlalu tinggi, dan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri. Sedangkan ciri konsep diri positif adalah : memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang dirinya, mempunyai harapan yang realistis dan harga diri yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat.
Pengembangan/perubahan diri seseorang dipengaruhi oleh kemampuan penilaian terhadap diri sendiri, yang dihasilkan dari perbandingan antara pengetahuan dan harapan. Pengetahuan dimaksud adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup: identitas formal, kualitas pribadi, perbandingan diri dengan orang lain dan ekspresi verbal tentang dirinya, Saya adalah …, Harapan adalah idealisme, karakteristik dan tujuan yang membentuk jati diri seseorang dan ekspresi verbalnya, Saya akan menjadi … Penilaian diri merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’ dengan harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘. Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya. Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri. Seseorang dapat mengembangkan/merubah konsep dirinya dengan yang baru atau yang lebih baik dan menyenangkan dengan cara melakukan perubahan linier (tahap demi tahap), yaitu: pertama, mengubah penilaian terhadap dirinya sendiri untuk lebih baik dan tetapkan perubahan (+) yang akan dicapai ; kedua, tingkatkan pengetahuan (+) dengan penanaman nilai-nilai dan cara-cara menjalani kehidupan yang baik untuk mengubah dari konsep diri ( - ) menjadi konsep diri ( + ) ; ketiga, perbaiki cara pandang terhadap diri sendiri dan perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri, dan ; keempat, dapatkan umpan balik dari diri sendiri dan orang lain kemudian kembali lakukan cara pertama. Pengembangan/perubahan diri seseorang dapat dilakukan dengan baik setelah seseorang dapat menemukan jati dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta menerima dirinya sebagai suatu kenyataan. Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki sikap kepercayaan diri. Kepercayaan diri merupakan sikap seseorang yang memiliki keyakinan akan sikap dan perilaku/tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain.  Seseorang yang bersikap percaya diri menyadari bahwa dirinya mempunyai hak dan perasaan begitu juga orang lain. Menyadari hal tersebut, seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau melanggar hak orang lain. Sifat percaya diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang yakin pada dirinya masing-masing. Sikap tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk merubahnya. Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain. Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri : lebih baik bertindak meski pun kemungkinan salah, daripada diam. Kesalahan yang dilakukan dapat diusahakan untuk diperbaiki dan dapat menjadi pengalaman yang berharga pada dirinya.          

C.      Faktor-Faktor Yang Memperkuat Kepercayaan Diri Adalah Sbb:
1.     Keimanan
2.     Pendidikan
3.     Pengalaman
4.     Keberhasilan
5.     Sikap mental optimis
6.     Kemampuan
7.     Pujian
8.     Umur

D.      Selain Faktor Yang Memperkuat, Ada Factor Yang Memperlemah Kepercayaan Diri, Yaitu;
1.     Pengalaman masa kanak-kanak
2.     Perasaan rendah diri
3.     Umur
4.     Sikap mental pesimis
5.     Kritikan
6.     Tingkat kesulitan pekerjaan yang dihadapi

E.      Kiat-Kiat Mengembangkan Kepercayaan Diri
1.     Bersikap Wajar
2.     Perhatikan sikap tubuh
3.     Perhatikan Nada suara
4.     Membiasakan mengucapkan terima kasih
5.     Lakukan segera yang bisa dilakukan sekarang
6.     Berusaha selalu tampil rapih dan bersih
7.     Berusaha menambah pengetahuan
8.     Berusaha menjadi ahli dalam bidang tertentu
9.     Jangan malu meminta bantuan orang lain
10.  Hindari kebiasaan mengeluh
11.  Bicarakan kebaikan orang lain
12.  Berani mengakui kesalahan
13.  Berani mencoba hal baru
14.  Jangan memberi gelar konyol pada diri sendiri











BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982).
Setiap wirausahawan secara sadar akan selalu mengembangkan dirinya untuk lebih baik. Hal terpenting dalam mengembangkan diri, seseorang harus terlebih dahulu mengenal dirinya sendiri, mengetahui karakternya sendiri, mengetahui kelebihan dan kekurangannya, mengetahui kapasitas pengetahuan dan keterampilan, kemampuan terpendam dan keunikan lain yang ada pada dirinya. 
Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah pada konsep diri negatif atau konsep diri positif. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila :
·         Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
·         Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap ‘betul’.
Sedangkan seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :
·         Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan kelemahan dirinya
·         Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa
·         Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya yang dianggap merugikan.
Faktor-faktor yang memperkuat Kepercayaan diri adalah sbb:
1.       Keimanan
2.       Pendidikan
3.       Pengalaman
4.       Keberhasilan
5.       Sikap mental optimis
6.       Kemampuan
7.       Pujian
8.       Umur
selain faktor yang memperkuat, ada factor yang memperlemah kepercayaan diri, yaitu;
1.       Pengalaman masa kanak-kanak
2.       Perasaan rendah diri
3.       Umur
4.       Sikap mental pesimis
5.       Kritikan
6.       Tingkat kesulitan pekerjaan yang dihadapi

B.    Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.





2 komentar: