MAKALAH
PSHYCOLOGY
Di susun Oleh :
Kelompok 1
Suci W Candra
Nurkusyifawati
Nisa tazkiati
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM AL-MASTHURIYAH
TIPAR CISAAT SUKABUMI
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Lingkungan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Salah satunya faktor lingkungan
keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan aspek yang
pertama dan utama dalam mempengaruhi perkembangan anak. Anak lebih banyak
menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, sehingga keluarga mempunyai peran
yang banyak dalam membentuk perilaku dan kepribadian anak serta memberi contoh
nyata kepada anak. Karena di dalam keluarga, anggota keluarga bertindak
seadanya tanpa dibuat-buat.
Dari keluarga inilah baik dan
buruknya perilaku dan kepribadian anak terbentuk. Walaupun ada juga faktor lain
yang mempengaruhi. Orang tua merupakan contoh yang paling mendasar dalam
keluarga. Apabila orang tua berperilaku kasar dalam keluarga, maka anak
cenderung akan meniru. Begitu juga sebaliknya, orang tua yang berperilaku baik
dalam keluarga, maka anak juga cenderung akan berperilaku baik.
Selain faktor lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan masyarakat juga berpengaruh dalam perkembangan anak.
Sekolah mempunyai peranan dalam mengembangkan potensi pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki anak, menciptakan budi pekerti yang luhur, membangun
solidaritas terhadap sesama yang tinggi, serta mengembangkan keimanan dan
ketakwaan anak agar menjadi manusia yang beragama dan beramal kebajikan.
Lingkungan masyarakat mempunyai
peranan dalam mengembangkan perilaku dan kepribadian anak. Dalam masyarakat
anak bergaul dengan teman sebayanya maupun yang lebih muda atau bahkan yang
lebih tua. Dari pergaulan inilah anak akan mengetahui bagaimana orang lain
berperilaku dan anak dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat serta anak dapat berpikir dan mencari penyelesaiannya.
Dalam kehidupan masyarakat modern,
komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting terutama untuk
menerima dan menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain. Akibat
pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam waktu yang sangat
singkat, informasi-informasi tentang peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat,
berita, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya dengan mudah diterima oleh
masyarakat, sehingga media massa surat kabar, TV,film, radio, majalah, dan
lainnya mempunyai peranan penting dalam proses transformasi nilai-nilai dan
norma-norma baru kepada masyarakat. Di samping itu,
media massa juga mentransformasikan simbol-simbol atau
lambang tertentu dalam suatu konteks emosional.
Dengan adanya tayangan adegan
kekerasan dan adegan-adegan yang menjurus ke pornografi, ditengarai juga telah
banyak berperan menyulut perilaku agresif remaja, dan menyebabkan terjadinya
pergeseran moral pergaulan, serta meningkatkan terjadinya berbagai pelanggaran
norma susila di media massa, nyaris setiap hari bisa dibaca terjadinya
kasus-kasus perkosaan dan pembunuhan yang menghebohkan karena si pelaku
diilhami oleh adegan-adegan porno dan sadis yang pernah ditontonnya di film
atau di tayangan yang lain (J. Dwi Narwoko-Bagong Suyanto 2006 : 96).
B. Masalah
Dari latar belakang diatas muncullah
masalah yang akan dibahas yakni :
1.
apa itu pertumbuhan dan perkembangan ?
2.
Apa pengaruh Faktor hereditas dan lingkungan terhadap
anak
3.
Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap perkembangan
anak?
4.
Bagaimana pengaruh media informasi terhadap
perkembangan anak?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai
dalam penulisan makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui pengertian dan perkembangan
2.
Mengetahui pengaruh faktor hereditas dan lingkungan
terhadap perkembangan anak
3.
Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap perkembangan
anak.
4.
Mengetahui pengaruh media informasi terhadap
perkembangan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan diartikan
sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan
atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum
tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas,
mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis
seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan
belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada
perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu
sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas
waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa
perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung
secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang
bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan
berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang
ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan
yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan
aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena
dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang
relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
Perkembangan diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Perkembangan juga bertalian dengan
beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar
(learning) serta latihan (training)..
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya
atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau
sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai
batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan
instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan
berbahasa dan lain-lain.
B. Faktor Hereditas dan Lingkungan
dalam Perkembangan Anak
Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor
Hereditas
Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri.
Disini terjadi totalitas karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian
anak mulai terbentuk karena didikan orang tua.
b. Faktor
Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar.
Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat. Dengan
faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola
pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan
hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social.
Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi
dari hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan,
faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan
keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan
antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive
contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi
dan juga tingkah laku.
Diantara
kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya
saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan
lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.
C. Pengaruh
Lingkungan Terhadap Perkembangan Anak
1)
Lingkungan Keluarga
Keluarga
dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini
mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh lingkungan keluarga dalam
pembentukan perilaku dan kepribadian anak.
Pandangan
yang sangat menghargai posisi dan peran keluarga sebenarnya bukan merupakan
sesuatu yang istimewa. Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah dipahami
karena beberapa alas an berikut ini.
1. Keluarga lazimnya merupakan, pihak yang paling awal
memberikan banyak perlakuan kepada
anak. Begitu
anak lahir, lazimnya pihak keluargalah yang langsung menyambut dan memberikan
layanan interaktif kepada anak.
2. Sebagian besar waktu anak lazimnya
dihabiskan di lingkungan keluarga.
3. Karakteristik
hubungan orang tua-anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak-pihak lainnya
(guru,
teman, dan sebagainya ).
4.
Interaksi kehidupan orang tua-anak
di rumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak dibuat-buat.
Peran keluarga lebih banyak memberikan pengaruh dukungan,
baik dari dalam penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang
kondusif. Sebaliknya, dalam hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan,
penanaman nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga bisa
memberikan pengaruh yang sangat dominan. Di sini lingkungan keluarga dapat
memberikan pengaruh kuat dan sifatnya langsung berkenaan dengan pengembangan
aspek-aspek perilaku seperti itu, keluarga dapat berfungsi langsung sebagai
lingkungan kehidupan nyata untuk memperaktekkan aspek-aspek perilaku tersebut.
Karena itu tidaklah mengherankan kalau Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 2/1989 menyatakan secara jelas bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur
pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya,
nilai-nilai moral, dan keterampilan.
Selanjutnya,
Radin menjelaskan 6 kemungkinan cara yang dilakukan orang tua dalam
mempengaruhi anak, yakni sebagai berikut ini.
1. Permodelan perilaku (modeling of behavior). Baik
disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan menjadi model bagi
anaknya. Imitasi bagi anak tidak hanya yang baik-baik saja yang diterima oleh
anak, tetapi sifat-sifat yang jeleknyapun akan dilihat pula.
2. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving rewards and
punishments). Orang tua mempengaruhi anaknya dengan cara memberikan ganjaran
terhadap perilaku-perilaku yang dilakukan oleh anaknya dan memberikan hukuman
terhadap beberapa perilaku lainnya.
3. Perintah langsung (direct instruction).
4. Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules).
5. Nalar (reasoning). Pada saat-saat menjengkelkan, orang
tua bias mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar, dan cara itu
digunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya.
6. Menyediakan fasilitas atau bahan-bahan dan adegan
suasana (providing materials and sttings). Orang tua dapat mempengaruhi
perilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suasana.
Perkembangan
moral anak akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan keluarganya.
Karenaya, keharmonisan keluarga menjadi sesuatu hal mutlak untuk diwujudkan,
misalnya suasana rumah. Ketika keikhlasan, kejujuran dan kerjasama kerap
diperlihatkan oleh masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka setiap
hari, maka hampir bisa dipastikan hal yang sama juga akan dilakukan anak
bersangkutan.
Sebaliknya,
anak akan sangat sulit menumbuhkan dan membiasakan berbuat dan
bertingkah laku baik manakala di dalam lingkungan keluarga (sebagai ruang
sosialasi terdekat, baik fisik maupun psikis) selalu diliputi dengan
pertikaian, pertengkaran, ketidakjujuran, kekerasan, baik dalam hubungan sesama
anggota keluarga ataupun dengan lingkungan sekitar rumah.
Demikian
pula status sosio - ekonomi. Status sosio-ekonomi, dalam banyak kasus menjadi
sangat dominan pengaruhnya. Ini sekaligus menjadi latar mengapa anak-anak
tersebut memutuskan terjun ke jalanan. Namun selain faktor tersebut (ekonomi),
masih ada penyebab lain yang juga akan sangat berpengaruh mengapa anak
memutuskan tindakannya itu, yakni peranan lingkungan rumah, khususnya peranan keluarga
terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak, dapat disingkat sebagai berikut:
- Tingkah laku orang di dalam (orangtua, saudara-saudara atau orang lain yang tinggal serumah) berlaku sebagai suatu model kelakuan bagi anak melalui peniruan-peniruan yang dapat diamatinya.
- Melalui pelarangan-pelarangan terhadap perbuatan-perbuatan tidak baik, anjuran-anjuran untuk dilakukan terus terhadap perbuatan-perbuatan yang baik misalnya melalui pujian dan hukuman.
- Melalui hukuman-hukuman yang diberikan dengan tepat terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik atau kurang wajar diperlihatkan, si anak menyadari akan kerugian-kerugian atau penderitaan-penderitaan akibat perbuatan-perbuatannya.
a.
Kualitas Hubungan Orang Tua-Anak
Seiring
dengan perubahan-perubahan yang dialami anak usia SD, pola dan bentuk hubungan
orang tua-anak mengalami perubahan. Perilaku orang tua lazimnya semakin memberi
kesempatan kepada anak untuk berbuat secara lebih mandiri.
Pada saat
anak memasuki SD, berbagai kemampuan dan keterampilan lebih banyak lagi
dikuasai oleh anak. Sekarang anak lazimnya sudah dapat makan, buang air besar,
dan berpakaian sendiri. Selain itu, ia juga mulai menampakkan minat-minat dan
acara kegiatannya sendiri yang kadang-kadang tidak terikat lagi dengan acara
orang tua.
b.
Gaya Pengasuhan Orang Tua Dan Pengaruhnya Terhadap
Perkembangan Anak
Gaya
pengasuhan orang tua (parenting style) adalah cara-cara orang tua berinteraksi
secara umum dengan anaknya, dalam hal ini banyak macam kalsifikasi yang
dapat dilakukan, salah satunya adalah sebagai berikut : otoriter, permisif, dan
otoritatif.
c.
Persoalan-persoalan keluarga dan pengaruhnya terhadap
perkembangan anak.
Dinamika
kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu
terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga
serta bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan peranan anggota
keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang
kehidupan keluarga.
Terlepas dari bentuk dan wujud perubahan-perubahan
yang terjadi, pergeseran-pergeseran tersebut membuat semakin kompleksnya
permasalahan-permasalahan yang dialami keluarga yang pada gilirannya akan
memberikan dampak tertentu terhadap perkembangan anak. Untuk dapat berkembang
secara sehat dan sejalan dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat, dengan
sendirinya anak perlu melakukan penyesuaian. Permasalahan utama keluarga yang
lazim dialaminya, yakni masalah orang tua yang bekerja dan perceraian.
2)
Lingkungan Sekolah
Sekolah telah menjadi bagian dari
kehidupan anak-anak. Mereka di sekolah bukan hanya hadir secara fisik,
melainkan mengikuti berbagai kegiatan yang telah dirancang dan diprogram
sedemikian rupa. Karena itu disamping keluarga, sekolah memiliki peran yang
sangat berarti bagi perkembangan anak.
Guru adalah orang-orang yang sudah
dididik dan dipersiapkan secara khusus dalam bidang pendidikan. Mereka
menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang bisa menjadi stimulus bagi
perkembangan anak-anak lengkap dengan penguasaan metodologi pembelajarannya.
Dalam konteks perkembangan anak, hal tersebut merupakan salah satu sisi
keunggulan guru dari pada orang-orang dewasa lain pada umumnya. Karenanya
lazimnya pengalaman interaksi pendidikan dengan guru di sekolah akan lebih
bermakna bagi anak dari pada pengalaman interaksi dengan sembarang orang dewasa
lainnya. Dengan kata lain, interaksi pendidikan di sekolah tidak hanya
berkenaan dengan perkembangan aspek-aspek pribadi lainnya.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa
dilihat dari sisi perkembangan anak, sekolah berfungsi dan bertujuan untuk
memfasilitasi proses perkembangan anak, secara menyeluruh sehingga dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Meskipun tampaknya di sekolah itu sangat dominan dalam
perkembangan aspek intelektual dan kognisi anak, namun sebenarnya sekolah
berfungsi dan berperan dalam mengembangkan segenap aspek perilaku termasuk
perkembangan aspek-aspek sosial moral dan emosi.
v Dijelaskan
oleh Bredekamp bahwa sasaran kurikulum sekolah yang tepat itu adalah :
v Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan anak dalam semua bidang perkembangan fisik,
sosial, emosi dan intelektual guna membangun suatu fundasi untuk belajar
sepanjang hayat;
v Mengembangkan
harga diri anak, rasa kompoten dan perasaan-perasaan positif terhadap belajar.
Sekolah-sekolah di Indonesia juga tidak terlepas dari fungsi dan peranannya
dalam mengembangkan keimanan dan ketakwaan anak sehingga mereka menjadi
manusia-manusia yang beragama dan beramal kebajikan.
3)
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat tempat anak – anak hidup
dan bergaul, dengan orang dewasa yang juga memiliki peran dan pengaruh tertentu
dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak. Disana mereka bergaul, melihat
orang – orang beperilaku dan menemukan sejumlah aturan dan tuntutan yang
seyogjanya dipenuhi oleh yang bersangkutan.
Perkembangan anak, dari lingkungan
keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat dapat mendukung perkembangan anak di
keluarga maupun di sekolah, begitupun sebaliknya.
D. Pengaruh
Media Informasi Terhadap Perkembangan Anak
Masyarakat tempat anak-anak hidup
dan bergaul dengan anak-anak orang dewasa lainnya juga merupakan lingkungan
perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam pembentukan
kepribadian dan perilaku anak. Disana mereka bergaul, disana mereka melihat
orang-orang berprilaku, disana mereka menemukan sejumlah aturan dan tuntunan
yang seyogyanya dipenuhi oleh yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman
interaksional anak pada masyarakat ini akan member kontribusi tersendiri dalam
pembentukan perilaku dan perkembangan pribadi anak.
Namun tidak selamanya budaya-budaya
baik yang dikembangkan di rumah dan di sekolah itu sejalan dengan apa yang
terjadi di masyarakat. Sementara di rumah dan di sekolah tidak pernah diajarkan
untuk mencuri, berkelahi, mengkhianati orang lain dan sebagainya. Misalnya ;
tapi di masyarakat semua hal itu terjadi. Kondisi demikian tentunya akan
menimbulkan sejumlah pertanyaan, sikap kritis, dan bahkan mungkin kebingungan
pada diri anak. Disinilah perlunya ikatan psikologis yang kuat antara keluarga
dengan anak sehingga keluarga tetap dipercaya sebagai tempat yang baik untuk
membicarakan dan memahami berbagai permasalahan yang terjaadi di masyarakat.
Baik tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga-keluarga yang
membangun masyarakat bersangkutan.
1.
Pengaruh Negatif Media Informasi
Di era informasi ini, peran media
informasi dalam kehidupan sangat dominan. Saat ini, kita dapat menyaksikan
betapa berjamurnya TV-TV swasta, parabola, dan internet. Semua ini dapat
memberikan pengaruh negative bagi anak – anak, apabila mereka menyaksikan
tayangan TV tanpa ada pengawasan dari orang tua. Penggunaan internet juga tidak
kalah berbahaya apabila tanpa pengawasan, karena banyaknya informasi –
informasi yang tidak layak konsumsi bagi anak-anak.
2. Pengaruh
Positif Media Informasi
Selain pengaruh negative, media
informasi juga memberikan pengaruh positif bagi perkembangan anak,
khususnya dalam mengkondisikan anak berburu informasi dan pengetahuan. Saat ini
ada jutaan informasi yang dapat diperoleh dengan mudah melalui internet hanya
dalam hitungan detik saja. Bahkan, kementrian pendidikan pun telah meluncurkan
Buku Sekolah Elektronik yang dapat di download oleh semua pengguna internet.
Hal ini tentunya dapat membantu siswa dalam belajar dan mendapatkan buku
tambahan selain yang digunakan di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak, dapat
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
a.
Lingkungan
keluarga
b.
Lingkungan
sekolah
c.
Lingkungan
masyarakat
Pengaruh media informasi terhadap perkembangan
anak, dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
a.
Pengaruh
negative
b.
Pengaruh
positif
B. Saran
Dalam perkembangan anak, sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyatrakat serta media informasi. Oleh karena itu perhatian besar dari orang
tua sangat diperlukan untuk bekal anak- anak dalam bergaul dengan lingkungan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Radhy, Muh. Syakir. 2011. Perkembangan Perserta
Didik. Parepare